Sistem Sekolah Terunik di Dunia

Sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan yang tidak terbatas oleh gedung, guru, dan murid saja. Pasalnya, sekolah juga harus bisa menjadi sarana proses belajar yang membebaskan anak untuk mengembangkan pikirannya. Maka dari itu, setiap negara memiliki sistem pendidikan yang berbeda demi mencerdaskan anak-anak mereka.

Meski identik dengan sebuah lembaga pendidikan formal, namun nyatanya banyak cara yang dilakukan pengelola sekolah demi meningkatkan kualitas pendidikan dan memacu prestasi siswa. Mulai dari memajukan mutu guru, merancang ulang kurikulum, hingga menerapkan konsep pengajaran yang unik. Contohnya sistem belajar yang dipakai beberapa sekolah berikut ini. Simak bersama ya!

1. Sekolah Apung Makoko di Lagos, Nigeria

Sekolah Terapung Makoko adalah sebuah proyek inovatif yang dibangun oleh komunitas air Makoko di Lagos, Nigeria. Proyek ini didukung oleh NLÉ, yakni sebuah organisasi kolaboratif dengan misi untuk memberikan perubahan dan pengembangkan arsitektur kota. Proyek ini bertujuan membuat bangunan terapung yang dirancang untuk memberikan fasilitas pendidikan lingkungan bagi anak-anak.

Struktur arsitektur bangunan dibuat bertingkat dengan 3 lantai, memiliki bentuk bangunan seperti prisma segitiga yang akan mengapung di atas air dengan dasar bangunan yang terbuat dari 256 drum plastik. Konstruksi mengambang dibuat dari kayu lokal, bertenaga listrik dengan panel surya dan mampu menampung 100 siswa.

Untuk sementara, generasi pertama dari bangunan sekolah terapung ditujukan sebagai pusat pendidikan. Proyek ini telah membuka sebuah babak baru dalam desain arsitektur yang dapat diterapkan bagi masyarakat tidak mampu, contoh dalam hal ini adalah masyarakat di Makoko dan merupakan sebuah solusi bagi urbanisasi. 

Mengingat bangunan ini memiliki konsep Green, artinya setiap bangunan yang dibuat lebih terjangkau dan menghemat biaya. Selain itu, proyek ini merupakan solusi bagi perubahan iklim yang mengakibatkan naiknya permukaan laut.

2. Steve Jobs School 

Apakah kalian familiar dengan nama Steve Jobs? Meskipun begitu, sekolah ini bukan didirikan oleh pendiri Apple itu loh. Namun, slogan “think different” yang diusung oleh perusahaan itu menjadi motto penggerak utama di Steve Jobs School.

Pembelajaran sekolah yang terletak di Belanda ini dirancang supaya peserta didik dapat mengembangkan talenta dan keunikan masing-masing individu. Sistem self paced learning membebaskan siswa untuk membuat rancangan belajarnya sendiri. 

Masa awal studi, siswa diminta untuk membuat individual development plan (IDP) sendiri yang akan dievaluasi setiap 6 minggu oleh siswa, wali, bahkan coach (sebutan untuk pengajar). Hasil dari IDP akan menentukan instruksi dan tantangan belajar selanjutnya.  

Nampaknya, pembagian kelas tidak berlaku di Steve Jobs School. Setiap siswa akan masuk pada core groups tertentu yang berisi 25 siswa dengan perbedaan usia maksimum 4 tahun. Perbedaan usia ini dimaksudkan supaya siswa yang lebih tua dapat membimbing yang lebih muda, dan terjalin sikap saling menghormati satu sama lain. 

Setiap kelompok hanya berkumpul selama 30 menit setiap pagi untuk mendiskusikan apapun. Setelahnya, setiap siswa melakukan belajar dengan masing-masing subject specialist.

3. Big Picture Learning 

Tujuan dari model pembelajaran Big Picture Learning yaitu untuk menjembatani antara dunia pendidikan dan dunia profesional. Di sini para siswa didorong untuk mengeksplorasi dan mengejar passion di dalam diri mereka. 

Setelah menentukan tujuan profesi yang ingin digeluti, sekolah menentukan mentor yang dapat mendampingi peserta didik. Dari program magang langsung pada ahli ini membantu siswa lebih paham mengenai seluk beluk dunia profesional bidang yang ia minati. 

Meskipun memfasilitasi keunikan tiap individu, 15 siswa digabungkan dalam satu kelompok belajar yang dibimbing oleh satu advisor. Seorang advisor ini menjadi pendamping yang memberi nasihat-nasihat personal pada masing-masing peserta didik.  Pertama kali dijalankan di negara bagian Rhode Island, jaringan Big Picture Learning meluas di berbagai negara bagian Amerika Serikat. 

4. Innova Schools

Menanggapi pendidikan yang tertinggal di negaranya, Carlos Rodriguez, milyarder asal Peru ini membangun Innova Schools. Diketahui bahwa misi awalnya adalah membuat alternatif pendidikan bagi kaum menengah yang lebih terjangkau dari sekolah swasta namun lebih baik daripada institusi milik pemerintah. 

Setiap kelas terdiri dari 30 siswa. Pada paruh pertama hari belajar, siswa berdiskusi menemukan pemecahan suatu masalah bersama-sama dengan seminimal mungkin campur tangan pengajar. Sementara paruh kedua, siswa belajar secara mandiri melalui Khan Academy dan Time to Know. Pada akhir tahun, kelompok siswa ini mempresentasikan solusi yang mereka tawarkan.

Sebagai bagian dari pendidikan holistik, peserta didik didorong untuk melakukan aktivitas fisik di luar ruang. Dan yap metode ini dirasakan berhasil, lantaran sebanyak 61% siswa mampu melampaui batas nilai Matematika yang ditetapkan pemerintah federal, sementara secara nasional hanya diraih oleh 17% siswa.

5. Orestad Gymnasium 

Alih-alih membagi gedung sekolah dalam bentuk ruangan-ruangan, Orestad Gymnasium menggunakan satu ruangan besar untuk berbagai keperluan. Sekolah menengah ini mendorong kolaborasi antar siswa untuk membentuk sistem berfikir yang fleksibel dalam keberagaman. 

Konsep ini diharapkan dapat membekali siswanya dengan kreativitas dan inovasi yang berguna untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Selain itu, konsep open space ini juga semakin mudah bagi penghuni sekolah saling berbagi inspirasi.  

Pengajar di Orestad Gymnasium berfungsi sebagai fasilitator dalam belajar. Mereka hanya memegang 50% pembelajaran, sementara sisanya diserahkan masing-masing pada peserta didik. Ketika kelas berlangsung pun, guru tak selalu menerangkan di depan kelas namun berkeliling di area belajar siswa. 

Meskipun siswa menggunakan iPads dan Google apps selama belajar, prinsip yang ditanamkan sekolah yang ada di Denmark ini adalah “producers of content, not just consumers.”

Demikian, itu dia lima sistem sekolah terunik di dunia. Nah, apakah dari kalian ada yang ingin mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah di atas? Atau malah ingin mengadaptasi model sekolah tersebut untuk pendidikan Indonesia?